Rabu, 07 Desember 2011

HUBUNGAN ANTARA KANTOR PUSAT DAN KANTOR CABANG


Perkembangan pembentukan Agen dan Kantor Cabang
Dalam hal ini di sebabkan karena perusahaan mengalami perluasan daerah marketing. Sehingga perusahaan memerlukan cara yang efektif untuk memasarkan barang barangnya, lalu dibentuklah agen ( agency ) dan kantor cabang (branch ).
Perbedaan karakteristik Agen dan Kantor cabang
Agen
  • Agen adalah  suatu bentuk organisasi yang hanya di beri fungsi untuk menerima pesanan barang barang dan bekerja dibawah pengawasan langsung oleh kantor pusat.
  • Agen tidak memiliki persediaan untuk barang barang yang akan dijual, akan tetapi hanya berupa contoh atau samplenya saja.
  • Persetujuan terhadap syarat syarat penjualan terletak sepenuhnya pada kantor pusat. Administrasi terhadap piutang yang timbul dari penjualan dan pengumpulan piutang yang bersangkutan diselenggarakan oleh kantor pusat.
  • Modal kerja untuk biaya operasi agen diberikan oleh kantor pusat. Agen tidak bisa mengurus uang tunai selain uang tunai yang diberikan
Kantor Cabang
  • Kantor cabang adalah suatu bentuk organisasi yang menjual barang barang dari persediaan yang bentuknya ( baik dikirim dari kantor pusat maupun dibeli sendiri ), dan berfungsi sebagai unit usaha yang berdiri sendiri.
  • Kantor cabang mengadakan persediaan (stock) untuk barang-barang dagangannya yang pada umumnya sebagian besar dikirim dari kantor pusatnya pada batas tertentu dan boleh membeli barang sendiri
  • Kantor cabang memberikan persetujuan tentang syarat syarat penjualan, menyelenggarakan administrasi piutang yang timbul dari penjualan tersebut dan mengurus pengumpulan piutang yang bersangkutan
  • Kantor cabang mengelola uang tunai dari hasil penjualan pengumpulan piutangnya dan melaksanakan transaksi pembayaran atas inisiatif sendiri.



Hubungan antara Kantor Pusat dan Agen
  • Usaha dari suatu Agen
Agen yang bekerja sebagai suatu unit organisasi penjualan local ( di daerah tertentu ) berada di bawah pengawasan kantor pusat ( bagian penjualan ) dan biasanya tidak melakukan persediaan (stock) barang selain dari contoh atau monster (sample) daripada barang barang yang akan ditawarkan untuk dijual.
  • Pembukuan untuk suatu Agen
Pembukuan agen cukup melakukan pembukuan kas saja untuk mecatat penerimaan ( dan pengisian kembali ) modal kerja dari kantor pusat dan pengeluaran untuk berbagai macam biaya. Untuk pengeluaran kas biasanya dicatat dalam bentuk rangkap. Untuk pengisian kembali modal kerja maka agen mengirimkan copy atau tembusan catatan pengeluaran kas berikut bukti-buktinya, untuk medapatkan penggantian dari kantor pusat sedangkan bukti pengeluaran kas yang asli diarsipkan di tempat agen yang bersangkutan.
  • Pembukuan pada Kantor Pusat
_pembukuan terhadap transaksi agen yang akan dibukukan oleh kantor pusat, tergantung pada tujuan yang dikehendaki, yaitu mengenai laba (rugi)
Ada dua pilihan untuk membukukan hal ini :
1.       Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan dari agen ( tiap agen) tidak ditentukan secara terpisah, yaitu dalam transaksi ini yang didapat dari penjualan reguler, dan transaksi penjualan dan biaya yang terjadi melalui agen yang bersangkutan, dicatat dalam rekening pembukuan yang ada seperti halnya pada kantor Pusat.
2.        Laba (rugi) yang didapat dari aktivitas penjualan melaui agen ditentukan secara terpisah, yaitu cara ini memerlukan rekening khusus untuk agen, terutama untu pendapatan dan biaya yang bersangkutan harus diselenggarakan. Rekening pembukuan khusus untuk agen , dipergunakan untuk mencatat semua transaksi penjualan melaui agen dan biaya biaya yang terjadi pada agen yang bersangkutan.

Hubungan antara kator Pusat dan Cabang
                Garis besar bekerjanya suatu cabang dan sebagai berikut :
1.       Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang barang dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.
2.       Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan permintaan barang barang local yang tidak dapat dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila pembelian itu dapat dipertanggungjawabkan secara ekonomis
3.       Cabang melakukan aktivitas penjualan, mulai dari usaha usaha untuk mendapatkan pembeli, mengirimkan pembeli, mengirimkan barnag atua menyerahkan barnag dan jasa langsung kepada pelanggan, membuat faktur penjualan, menagih atau mengumpulkan piutang dan menyimpan uangnya didalam rekening bank sendiri.
System Akuntansi untuk Operasi Kantor  Cabang
Sistem akuntansi ini ada dua :
1.       System sentralisasi
Dalam system ini berlaku sepenuhnya pembukuan dilakukan oleh kantor pusat, kantor cabang cukup hanya untuk mengumpulkan data data dasar, yang kemudian dikirim ke kantor pusat untuk dicatat dalam jurnal dan buku besarnya (berupa tembusan ).
Apabila terjadi laba (rugi) dari aktivitas dari kantor cabang maka akan ditentukan secara terpisah dari kantor pusat. System ini lebih hemat karena dilakukan secara terpusat.
2.       System desentralisasi
System ini melakukan pencatatan tersendiri pada setiap cabang, melakukan buku jurnal, buku besar, dan buku pembantu yang dianggap perlu. Pembukuan kantor cabang sama saja dengan pembukuan badan usaha, tetapi kantor cabang tidak memiliki rekening modal melainkan “R/K – Kantor Pusat” merupakan modal bagi kantor cabang dan dilain pihak merupakn penanaman atau investasi modal oleh kantor pusat di cabang yang bersangkutan. Rekening ini merupakan rekening proforma.

Modifikasi tehnik Pencatatan
_Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara dengan rekening Pusat dan Kantor Cabang Yang bersifat permanen
Rekening Kantor Pusat dan Kantor Cabang yang bersifat sementara, digunakan untuk menampung transaksi transaksi yang mengakibatkan hutang piutang lancar antara kantor Pusat dan Kantor Cabang.
Laporan Keuangan Gabungan untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang
Kantor Pusat maupun kantor Cabang membuat sendiri laporan secara individual, akan tetapi laporan tersebut belum menunjukkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor Pusat dan kantor Cabang sebagai satu kesatuan.
Laporan Keuangan Gabungan antara kantor Pusat dan Kantor Cabang ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonom yang bulat , maka dalam penyusunannya perlu memperhatikan hal hal berikut :
1.       Dalam Neraca hanya disajikan aktiva dan hak hak yang ada pada perusahaan dan hutang hutang atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak di luar perusahaan.
2.       Dalam perhitungan rugi laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda pada pendapatan atau biaya antara pusat dan cabang sebagai akibat dari pencatatan dari system desentralisasi.
        Penyusunan Neraca Penyusunan, dilakukan dengan langkah langkah yang terdiri dari :
1.       Menghapuskan rekening ( megeliminasi ) saldo rekening  “R/K- kantor Pusat” dengan “R/K Kantor Cabang” dan saldo rekening Hutang dan PIutang Kepada antar kantor pusat dan Cabang yang ada didalam neraca individual kantor pusat maupun Cabang.
2.       Menjumlahkan dan menggabungkan saldo dan rekening aktiva dengan rekening hutang yang terdapat dalam neraca individual dan kantor dan cabangnya sesuai kelompok masing masing.
Penyusutan Laporan perhitungan rugi laba gabungan, diperlukan langkah langkah sebagai berikut :
1.       Menghapuskan atau mengeliminasi saldo rekening “pengiriman Barang dari kantor Pusat” dengan “pengiriman Barang Ke Kantor cabang “ berikut biaya biaya dan pendapatan yang ditimbulkan oleh transaksi tersebut sebagai akibat dari system pencatatan desentralisasi.
2.       Menjumlahkan saldo Rekening pendapatan dan laba di luar usaha, rekening biaya dan rugi  diluar usaha, rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat dalam laporan rugi laba individual kantor pusat dan cabang.
Daftar lajur  Penyusunan Laporan Keuangan Gabungan.
                Daftar ini dibuat untuk mempermudah penggabungan saldo antara kantor pusat dan kantor cabang. Daftar ini berisi kolom kolom saldo rekening kantor pusat , cabang cabang , debet dan kredit untuk penyesuaian juga eliminasi dan kolom untuk neraca atau rugi laba gabungan.



Penyesuaian Rekening TImbal Balik (Adjustment  Of Reciprocal Accounts )
Data – data yang perlu diperimbangan dalam menyesuaikan dua rekening tersebut, pada dasarnya dapat digolongkan kedalam 4 golongan sebagai berikut :
1.       Debit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Pusat”
2.       Kredit rekening “Kantor Cabang” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Pusat”
3.       Debit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan kredit rekening “Kantor Cabang”
4.       Kredit rekening “Kantor Pusat ” tanpa ada hubungan dengan debit rekening “Kantor Cabang”







Tidak ada komentar:

Posting Komentar